Contoh Cerpen Kehidupan Nyata
KEHIDUPAN LIKUKU
Daun Kehidupan
Namaku Rara Iskandar As, namun aku biasa di panggil Rara oleh teman- teman ku. Ayahku merupakan seorang penarik becak dan ibuku seorang penjualan gorengan. Aku juga mempunyai seorang kakak laki-laki . Meski kami hidup dengan keadaan yang serba pas-pasan namun ayahku selalu berkata, kita harus senantiasa bersyukur karena dengan bersyukur kita tidak akan kekurangan. Karena itulah walaupun kehidupan kami tidak berkecukupan ayah dan ibuku tak mau anak-anaknya putus sekolah.
Pada tahun 1996 kakak laki-lakiku ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang STM yang ada di luar kota. Namun secara bersamaan ayahku mengalami sebuah musibah, yaitu ia jatuh dari sebuah tangga ketika sedang membenarkan genteng rumah yang bocor dan membuat kaki nya patah, dan hal ini mengaruskan ayahku tidak menarik becak tua nya. Uang yang seharusnya digunakan untuk menyekolahkan kakaku pun digunakan untuk perobatan ayahku. Keadan ini membuat kami sekeluarga mengalami kesulitan yang amat sangat. Ayahku yang sudah berobat kemana-mana tetapi tidak juga mengalami perubahan. Selama ayahku sakit, ibukulah yang menggantikan peran ayahku, dari pagi hari hingga sore hari ibuku membanting tulang mencari nafkah dengan berjualan kue keliling. Hingga suatu ketika aku yang sedang libur sekolah membantu ibuku yang sedang berjualan melewati jalan raya, ibu ku mendapatkan tlakson dari mobil yang bermuatan berat. Tentu saja hal ini membuat ibuku kaget, lalu dengan kagetnya ia samai terjatuh dan tersungkur lemas, dagangannya pun berserakan di jalanan. Tetapi bukanya meminta maaf atau menolong, pengendara itu malah kabur begitu saja tanpa rasa bersalah di hatinya. Sungguh saat itu aku merasa kesal-sekesal nya air mata ini pun mengucur sederas-derasnya. Pengendara-pengendara lain yang berasa empati mambantu kami membereskan dagangan kami. Tetapi untuk berdiri saja ibuku sudah tak sanggup, jadinya ibuku di antarkan pulang oleh Pak RT yang kebetulan melintas. Sesampainya di rumah ayahku yang ada di kursi roda langsung terkejut kaget,
'Ada apa ini?' Tanya ayahku
'Ibu tadi kaget yah sewaktu di jalan' jawabku
'Sudah yah, ibu tidak kenapa-napa, ibu hanya kaget tadi mendengar tlakson mobil dan badan ibu menjadi lemas seketika' jawab ibuku..
Ayahku pun dengan kursi rodanya langsung merangkul ibu dan aku. Kakakku yang baru pulang dari sekolah juga kaget sekagetnya melihat ibuku yang sedang berbaring dengan keadaan lemasnya. Kakak ku pun langsung memeluk erat ibuku.
Tepat ketika hari terakhir pendaftaran penerimaan siswa baru di sekolah STM yang akan kakak ku tuju, ayahku memberikan sejumlah uang yang di berikan kepada kakakku agar segera melunasi registrasi pendaftaranya. Hal ini sontak membuat kakakku kaget, karna ia sungguh tak menyaka ia bisa melakukan endaftaran di sekolah yang ia inginkan. Tetapi ayahku menanyakan uang dari mana yang ayahku berikan padanya. Aku yang mendengarnya pun dapat menebaknya. Ya, ternyata benar itu adalah uang dari penjualan ladang karet kecil kami, yang ayahku dapatkan dari nenekku yang sudah meninggal. Meski berat untuk melakukannya, ayahku merelakannya dengan sepenuh hati. Akhirnya kakakku di terima di sekolah yang ia inginkan.
Setelah 1 tahun lamanya ayahku dapat di sembuhkan oleh seorang tabib. Sehingga ayaku dapat menarik becak tuanya kembali. Tetapi keadaan ayahku yang sudah semakin tua membuat ayahku tak bisa bekerja seperti dulu lagi. Kini ayahku berumur 58 tahun. Tetapi meski begitu ayahku tekad ayahku yang ingin menyekolahkan kami agar kami menjadi manusia terbaik dengan masa depan yang tertata dengan indah. Ayahku tetap melakukan pekerjaanya dengan semangat yang tinggi.
Aku yang kini duduk di kelas dua SMP,mendaatkan tawaran untuk mengikuti program percepatan kenaikkan kelas. Hal ini di tawarkan oleh guruku, karena nilai-nilaiku yang bagus. Tetapi sebelum mengikuti rogram ini aku harus mengikuti tes terlebih dahulu. Setelah tes, aku ternyata terpilih menjadi siswa yang beruntung untuk mengikuti program ini, dari 5 siswa yang beruntung aku memeroleh peringkat ertama dalam tes ini. Ayahku yang mendengar kabar ini, sontak gembira dan bahagia begitu juga ibuku dan kakak ku.
Seperti doa-doa kami yang selalu kami anjatkan kepada Allah swt telah di dengarkan, kehiduan kami pun hari demi hari menjadi lebih baik. Hingga akhirnya ibuku bisa membuat warteg. Warteg ibuku juga hari demi hari mengalami kemajuan. Ayahku pun memutuskan untuk membantu ibuku berjualan dan tidak menarik becak kembali.
Aku yang seharunya lulus tahun 1998 tetapi aku bisa lulus pada tahun 1997. Dan pada tahun yang sama aku bisa masuk ke sekolah SMA unggulan di kota ku. Setelah satu tahun aku mengikuti pendidikan di SMA unggulan, aku lagi-lagi memperoleh rekomendasi program percepatan kenaikkkan kelas. Dan tentu saja kali ini aku harus melewati proses yang cuku sulit. Tetapi ayahku yang selalu berkata, usaha tidak akan ernah menghianati hasil. Aku lulus dalam rogram ini. Dan nilai aku menjadi nilai terbaik ke 2.
Di tahun 1998 kakakku lulus dari sekolahnya. Tetapi seerti tiada angin tiada hujan yang datang tiba-tiba kakakku mengalami kecelakaan motor, dan hal ini membuat kakinya terluka parah. Ayah dan ibuku yang mendengar kabar ini sontak menjadi lemas tak berdaya. Ketika ayah dan ibuku melihat keadaan kakakku di rumah sakit, nyama kakakku sudah tidak tertolong lagi. Hal ini di karenakan karena ia kehilangan banyak darah. Sedih hingga tak tertolong ketika mendengar kabar ini. Aku langsung diam tanpa kata, aku masih belum bisa mempercayai nya. Suara sirine ambulan dan teman-temannya yang mengiringi kepulangan kakak ku ke rumah. Kulihat ibuku sudah seperti mayat hidup, ayahku juga seperti orang yang sudah kehilangan akal. Isak tangis dan haru aku ayah, ibu saudara dan teman -teman kakakku mengiringi kepergian kakakku tercinta ke tempat peristirehatan terakhirnya. Hari demi hari orang tuaku dan aku, kulewati hingga akhirnya kami ikhlas merelakan keergian kakakku
Pada tahun 1999 aku lulus dari sekolah SMA ku dan aku melanjutkan bersekolah di sebuah universitas di bandung yaitu yang bernama Universitas Pajajaran. Aku mengambil jurusan kedokteran. Meski sulit, karena dorongan ayahku yang luar biasa aku bisa melakukanya. Hingga ketika aku ingin melanjutkan s-2 ku aku mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di university of cambridge yang ada di inggris. Ya hal ini karena nilai ikp ku yang besar yaitu 4,00. Semua biaya sekolahku di tanggung oleh pemerintah. Meski kehiduan di negara eropa begitu mahal. Aku menjalani hidupku dengan sehemat mungkin, aku juga melakukan pekerjaan paruh waktu untuk menutupi biaya kekuranganku di sana. Kini tahun 2005 aku bisa menyelesaikan kuliah s-2 sebagai dokter spesialis penyakit dalam ku di sana. Aku lulus dengan predikat terbaik, dengan nilai ipk 3,99. Aku juga sebelum pulang ke tanah air aku mendapatkan tawaran pekerjaan di inggris dan tentu saja dengan gaji yang sangat besar. Tetapi karena begitu cinta nya aku dengan tanah air, aku memutuskan menolak tawaran itu dan kembali ke tanah airku tercinta. Dan kini aku bekerja di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah.. Setelah 3 tahun bekerja aku bisa memberangkatkan ibu dan ayah ku pergi ke tanah suci. Hingga mandapatkan seorang pendamping hidup. Ia adalah seorang teman kecilku yang kini menjadi anggota tentara nasional indonesia. Karena aku mengikuti jejak suamiku. Aku memutuskan keluar dari pekerjaanku dan aku membuat klinik kedokteraan di daerah Papua. Kini aku telah sukses, dengan cinta ayah dan ibuku juga kakak ku yang ada di surga.
Komentar
Posting Komentar