Metode-metode evaluasi program PLS /Pendidikan Non formal/ pendidikan masyarakat

METODE EVALUASI  PROGRAM PLS

Metode evaluasi program PLS
Metode evaluasi program PLS


Mata Kuliah: Evaluasi Program 

—————————————————————————————
Ringkasan 

A. Pendahuluan 

Metode yang digunakan
dalam evaluasi dapat menggunakan metode evaluasi apa saja. Secara umum evaluator program dapat terbagi menjadi dua yaitu evaluator yang berorientasi pada penguasaan dan penggunaan metode, dan juga evaluator yang berorientasi pada pemecahan masalah dan tujuan evaluasi. Dalam evaluasi program dapat menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitataif maupun gabungan keduanya.

Berikut penggunaanya 

· 

  • Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengelola
    dan menyajikan data yang berbentuk angka-angka. 
  • Pendekatan kualitatif digunakan untuk pengolahan
    dan penyajian data yang berupa kata-kata dan kalimat. 
  • Pendekatan gabungan merupakan gabungan dri kedua
    pendekatan diatas. 

B. Uraian isi 

1. Metode-metode evaluasi program pendidikan luar sekolah

a. Metode Historis, digunakan dalam evaluasi untuk rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, melalui kegiatan pengumpulan, verifikasi, dan sintetis bukti-bukti dengan maksud untuk menegakkan fakta dan informasi sehingga diperoleh kesimpulan yang akurat. 

b. Metode Survei, digunakan dalam evaluasi untuk membuat pencanderaan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

c. Metode Pengembangan, digunakan untuk mengkaji pola dan urutan pertumbuhan, perubahan, dan/atau perkem-bangan berdasarkan fungsi waktu. 

d. Metode Kasus, digunakan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, dapat digunakan baik untuk semua unit sosial seperti individu, kelompok, lembaga, komunitas maupun untuk peristiwa, keadaan,dan sebagainya. 

e. Metode Korelasional, digunakan dalam evaluasi untuk mendeteksi sejauhmana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. 

f. Metode Kausal Komparatif, digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. 

g. Metode Eksperimen Sungguhan, digunakan dalam evaluasi untuk mengkaji kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen serta membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. 

h. Metode Eksperimen Semu, digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh data sebenarnya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontroi dan/atau me-manipulasikan variable yang relevan. 

i. Metode Tindakan, digunakan dalam evaluasi untuk mengembangkan upaya pemecahan masalah situasional di lapangan yang dilakukan secara partisipatif, kolaboratif, berdaur, dan evaluasi diri dengan penerapan langsung di lapangan atau dalam dunia kehidupan nyata. 

j. Metode Pencandraan Masa Depan, digunakan dalarn evaluasi untuk mencandra berbagai keadaan atau peristiwa yang mungkin (possible), dapat (probable), dan atau diharapkan (preferable) terjadi di masa depan berdasarkan fakta-fakta yang ada pada kondisi saat ini dan kecenderungan perubahan lingkungan. 

k. Metode Asesmen Ketenagaan, digunakan dalam evaluasi untuk memperoleh informasi mengenai jumlah dan mutu personalia sebagai penyelenggara, pengelola, dan pelaksana kegiatan. Mutu personalia mencakup kompetensi, kondisi psikis yaitu pengetahuan sikap dan keterampilan, serta kondisi fisik yaitu kesehatan, jenis kelamin, usia, dan sebagainya. 

l. Metode Keputusan Ahli Secara Sistematis, digunakan dalam evaluasi untuk mengetahui proses pengambilan keputusan oleh para pakar dari berbagai disiplin ilmu tentang penentuan alternatif pemecahan suatu masalah. 

m. Metode Kesaksian (Pengamatan) informal, digunakan dalam evaluasi dengan menyaksikan/mengikuti informasi secara informal melalui tayangan media masa baik media elektronik maupun media cetak. Seringkali hasil kesaksian ini menjadi masukan untuk pengambilan keputus-an dalam melakukan upaya pemecahan masalah dan pelayanan kepada rnasyarakat. 

2. Metode Evaluasi Program yang Dipilih Metode Evaluasi Program

Yang akan dibahas selanjutnya berdasarkan intensitas penggunaannya yaitu metode eksperimen sungguhan, eksperimen semu, survei, korelasional, asesmen ketenangan, keputusan para ahli, studi kasus, kesaksian (pengamatan) informal, dan kaji tindak. 

3. Hubungan unsur-Unsur yang dievaluasi dengan metode-metode program
Aspek-aspek yang dievaluasi bedasarkan program yang sistemik, fungsi-fungsi manajemen program dan tujuan evaluasi yang memiliki hubungan erat antara satu dengan yang lainnya. 

4. Penggunaan Metode Evaluasi Program 

    a. Metode eksperimen digunakan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang                 berkaitan efektifitas program.

    b. Metode Korelasional digunakan dalam evaluasi program yang mengakaji hubungan antara satu            atau beberapa variabel dengan variabel lain dalam program pendidikan luar sekolah. Variabel yang        digunakan untuk memprediksi adalah variabel bebas (independent variable) atau variabel prediktor.     Sedangkan variabel yang diprediksi disebut variabel terikat (dependent variable) atau kriteria                 (criterium variable). Karakteristik evaluasi korelasional adalah: 

a) Menghubungkan antara dua variabel atau lebih, 

b) Tingkatan atau besar-nya hubungan berdasarkan koefisien korelasi, 

c) Data kuantitatif, dan 

d) Tidak dilakukan perlakuan atau mani-pulasi sebagaimana dalam metode eksperimen. 

Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui tentang sejauhmana variabel-variabel dalam suatu faktor mempunyai keterkaitan dengan variabel-variabel pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. 

Penggunaan metode evaluasi korelasional antara lain dalam (1) mengkaji saling hubungan antara skor tes awal calon peserta pelatihan dalam jabatan (prae-service training) dengan indeks prestasi lulusan pelatihan tersebut; (2) menganalisis faktor beberapa tes kepibadian calon tutor; (3) mengkaji tentang prediksi keberhasilan belajar pada sanggar seni drama berdasarkan bakat; dan (4) mengkaji hubungan antara skor nilai hasil belajar lulusan paket C dengan prestasi belajar di perguruan tinggi. 

Metode korelasional akan cocok dilakukan dalam evaluasi program, apabila: (1) variabel-variabel yang dievaluasi adalah kompleks sehingga tidak tepat dievaluasi dengan mengguna-kan metode eksperimen; (2) memungkinkan pengukuran beberapa variabel serta saling hubungannya yang dilakukan secara bersamaan; dan (3) hasil evaluasi dinyatakan dengan tinggi rendahnya saling hubungan, bukan ada atau tidak adanya hubungan. 

Langkah-langkah evaluasi metode korelasional adalah:
  1. Mengidentifikasi masalah, 
  2. Studi kepustakaan, 
  3. Merancang kegiatan operasional evaluasi yaitu (a) mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, (b) menentukan subjek yang dievaluasi, (c) memilih dan menyusun alat pengukur yang cocok, dan (d) memilih teknik korelasional yang cocok dengan masalah yang clikaji, 
  4. Mengumpulkan data;
  5. Mengolah (menganalisis, menginterpretasi, dan menyim-pulkan) data; serta 
  6. Melaporkan hasil evaluasi. 

c. Metode survei, digunakan dalam evaluai dengan program maksud menjenjangi, mengumpulkan, mengambarkan dan menerangkan aspek-aspek Yang dievaluasi. Kelebihan menggunakan metode survei; 

a) Metode ini tidak mengharuskan untuk selalu rnencari atau rnenjelaskan hubungan-hubungan, mentes hipotesis, rnernbuat prediksi, atau rnencari makna dan implikasi.
b) Metode yang terbaik bagi para pakar ilmu-ilmu sosial yang berminat dalam pengumpulan data secara langsung untuk menggambarkan populasi yang besar. 
c) Metode ini sangat cocok untuk mengungkap sikap dan orientasi populasi yang besar jumlahnya. 
d) Metode survei, dapat menjadi bagian dari metode deskriptif, dan digunakan dalarn evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan menggunakan instrumen pengumpulan data, yaitu angket darilatau wawancara, sehingga hasil pengolahan data dapat mewakili populasi yang relatif besar jurnlahnya. 

Tujuan survei, menurut
Isaac dan Michael (1972) adalah: pertama, untuk mengurnpulkan rincian informasi faktual dan untuk menggambarkan fenomena yang ada. Kedua, untuk mengidentifikasi permasalahan atau memunculkan kondisi yang ada dan kegiatan yang sedang berlangsung. Ketiga, untuk membandingkan fenomena. Keempat, untuk mengetahui apa yang dikerjakan pihak lain terhadap masalah atau situasi yang bersamaan dan manfaat yang diperoleh dari pengalaman penyusunan rencana yang akan datang mencari data faktual dan rinci tentang berbagai gejala yang ada secara menyeluruh. 

e) Metode Asesmen Ketenagaan Evaluasi dengan menggunakan metode asesmen personalia (ketenagaan) sering dilakukan oleh evaluator dalam evaluasi program melalui penggunaan pola eksperimen sungguhan daniatau eksperimen semu. 

  • Tujuan umum asesmen ketenagaan ialah untuk menghimpun data ketenagaan yang terlibat dalam program pencliclikan luar sekolah dan sebagai pengaruh program pendidikan luar sekolah. 
  • Tujuan Khusus asesmen ketegangan adalah untuk menghimpun data tentang kompetensi, sikap, kondisi fisik dan psikis, dan karakteristik tenaga-tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Tenaga-tenaga terseut antara lain ialah penyeleng-gara, pengelola, pelaksana yaitu pendidik (tutor, pelatih, penyuluh, narasumber teknis, dan sebagainya) dan tenaga kependidikan lainnya seperti evaluator dan pengembang, Perigawas, penyelia, supervisor, pustakawan, penguji, dan sumber belajar. 

f) Metode Keputusan Ahli Secara Sistematik, mengemukakan bahwa evaluasi program mengandung arti konseptual dan operasional. Pengertian ini memberikan arah bahwa keputusan merupakan inti dari proses dan hasil evaluasi. Peranan evaluator bukan sernata-mata pada kegiatan mengumpulkan data melainkan puia, dalam menyajikan data sebagai masukan bagi pengambil-an keputusan. Dalam keputusan ahli secara sistematik (Sys-ternatic Expert Judgement) maka pemahaman evaluator tentang metode riset ilmu-ilmu sosial dan pengukurannya sangat diperlukan. 

g) Metode Studi Kasus. Yang diselenggarakan oleh perorangan, organisasi, lembaga, atau masyarakat dalam konteks lingkungan tertentu (Ander-son, 1975: 46). Tujuan metode untuk mengkaji secara intensif latar belakang keadaan saat ini dan interaksi situasi lingkungan unit sosial tertentu yang melipui kasus tertentu seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas dalam masyarakat.  Karakteristik studi kasus adalah (1) mendeskripsikan subjek penelitian (individu, kelompok, lembaga, komunitas) dalam keseluruhan fenomena perilakunya, (2) mencermati kasus secara mendalam dengan menekankan pendekatan lo-ngitudinal selama kurun waktu tertentu, dan (3) berkaitan dengan upaya pemecahan masalah, (4) dibanding dengan metode survei yang mengkaji sebagian variabel dari unit sampel yang besar, studi kasus mengkaji unit kecil dengan berbagai variabel dan kondisi yang lebih luas. 

h) Metode Kesaksian (Pengamatan), Berapa banyak buku sumber yang ditelusuri dalam evaluasi program pada dasarnya diangkat dari hasil pengamatan informal atau kesaksian (testimony). Kesaksian adalah induk dari berbagai perencanaan dan evaluasi program, seperti program vaksinasi, program kesehatan masyarakat, dan gerakan pembangunan masyarakat. Kesaksian kadang-kadang didahului oleh pengamatan informal. 

i) Metode Kaji Tindak Evaluasi program pendidikan luar sekolah, Cohen dan Mantion (1980) menyatakan bahwa kaji tindak adalah evaluasi tindakan di dunia nyata dan perneriksaan yang cermat terhadap pengaruh tersebut. Sedangkan Elliot (1991) memberi batasan bahwa kaji tindak adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang ada di dalamnya, seluruh prosesnya, yang meliputi telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan dampak, serta menjalin hubungan yang diperlukan antara kegiatan evaluasi diri (self-evaluation) dan perkembangan profesional. Karakteristik kaji tindak, menurut D. Sudjana (2002) adalah: 
  • a. Kajian dilakukan oleh para pelaku dari dalam suatu kegiatan (an inquiry on practice from within), misalnya kegiatan pembelajaran yang mengaitkan antara kurikulum (tujuan pembelajaran, bahan belajar, metode-teknik dan media pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar) dengan pendidik, peserta didik dan lingkungan alam, sosial budaya, dan kelembagaan.
  • b. Berorientasi pada masalah situasional. Masalah ini ditelaah dan didiagnosis dalam konteks tertentu. 
  • c. Kolaboratif yang dilakukan oleh evaluator bekerjasama dengan pihak-pihak lain, yaitu dengan tenaga-tenaga dari instansi dan lembaga terkait, tokoh masyarakat, pendidik dan sebagainya.  
  • d. Partisipatif, evaluator sebaga pelaku kaji tindak melibatkan subjek yang dievaluasi seperti peserta didik atau masyarakat setempat dalam proses identifikasi masalah, kebutuhan dan potensi-potensi, serta kegiatan perencana-an, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.  
  • e. Berdaur (cyclical) dalam arti bahwa kaji tindak dilakukan secara berkelanjutan (continuity) berdasarkan hasil self-group evaluation terhadap perencanaan, proses pelaksana-an, hasil dan dampak kegiatan atau perlakuan.  
  • f. Kegiatan kaji tindak mencakup rencana (plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

 Daftar Pustaka:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara melakukan pembayaran Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa UNSIKA terbaru

PMB UNSIKA 2021 Jalur SNMPTN, Rata-rata nilai, daya tampung, peminat dan keketatanya

Keketatan dan Daya Tampung SNBT UNSIKA 2023