Supervisi Pendidikan (Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan Pendekatan Dalam Supervisi Pendidikan)
SUPERVISI
PENDIDIKAN
(Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan Pendekatan
Dalam Supervisi Pendidikan)
Supervisi berasal dari dua kata bahasa
Inggris, yaitu super yang berarti diatas dan vision yang berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti
kegiatan yang dilakukan oleh atasan, orang yang berposisi diatas atau pimpinan
terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi bisa diketahui kekurangannya untuk bisa
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Definisi supervisi adalah aktivitas dan
kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang profesional untuk membantu guru
dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki bahan, metode dan evaluasi
pengajaran dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinyu
agar guru menjadi lebih profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan
sekolah.
Pengertian Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
1. Pengertian Supervisi Menurut Para Ahli
Ross L (1980)
Menurut Ross L, Supervisi adalah pelayanan
kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran
dan kurikulum.
Purwanto (1987)
Menurut Purwanto, Supervisi adalah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Mulyasa (2002)
Menurut Mulyasa, Supervisi adalah segala
usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya,
untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan
perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi
pengajaran.
Manullang (2005)
Menurut Manullang, Supervisi adalah proses
untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila
perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi
lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.
Bafadal (2005)
Menurut Bafadal, Supervisi adalah suatu
layanan profesional berbentuk pemberian bantuan kepada personel dalam
meningkatkan kemampuannya sehingga lebih mampu mempertahankan dan melakukan
perubahan penyelenggaraan sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan
sekolah.
Sagala (2009)
Menurut Sagala, Supervisi adalah bantuan dan
bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna
memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan
bimbingan secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara
individual maupun kelompok.
Masaong (2010)
Menurut Masaong, Supervisi adalah usaha menstimulasi, mengkoordinasi, dan membimbing pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun kelompok, dengan tenggang rasa dan tindakan-tindakan pedagogis yang efektif sehingga mereka lebih mampu menstimulasi dan membimbing sehingga siswa lebih mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.
2. Tujuan Supervisi
Menurut Mulyasa (2013), tujuan supervisi
pendidikan, diantaranya yaitu:
- Membina kepala sekolah dan guru untuk
lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut.
- Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan
guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektif.
- Membantu kepala sekolah dan guru
mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitasnya dan kesulitan
belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
- Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan
guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan
komprehensif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
- Memperbesar semangat guru dan meningkatkan
motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya.
- Membantu kepala sekolah untuk
mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada
masyarakat.
- Melindungi orang yang di supervisi
terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
- Membantu kepala sekolah dan guru dalam
mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik.
- Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan
(kolegialitas) di antara guru.
3. Fungsi Supervisi
Menurut Maryono (2011), fungsi supervisi
pendidikan diantaranya yaitu:
Penelitian. Fungsi
penelitian yaitu fungsi yang harus bisa mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
Penilaian.
Fungsi penilaian yaitu fungsi untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan,
seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai
cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat
perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi
pada peningkatan mutu pendidikan.
Perbaikan.
Fungsi perbaikan yaitu fungsi sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam
menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu
dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang
untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar
yang baru.
Pembinaan.
Fungsi pembinaan yaitu salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru tentang
cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat
dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
4. Jenis-Jenis Supervisi
Menurut Suhardan (2010), terdapat tiga jenis
supervisi, yaitu:
- Supervisi akademik, yaitu supervisi yang
menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah akademik, yakni
hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
- Supervisi administrasi, yaitu supervisi
yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek administrasi yang
berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran.
- Supervisi lembaga, yaitu supervisi yang
menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek yang berada di sentral
madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama
baik madrasah atau kinerja madrasah.
Jenis-Jenis Supervisi
Menurut Sahertian (2008), ada beberapa jenis
supervisi pendidikan, diantaranya yaitu:
-Supervisi konvensional , yaitu
model supervisi yang menganut paham bahwa supervisor sebagai seseorang yang
memiliki power untuk menentukan nasib kepala sekolah dan guru. Dalam kegiatan
supervisinya, supervisor yang bergaya konvensional akan melihat kesalahan
kepala sekolah, guru, dan karyawan bahkan selalu mengawasi kepala sekolah,
guru, dan karyawan. Model supervisi ini adalah supervisor selalu mencari
kesalahan orang yang di supervisi, sehingga dalam menjalankan tugasnya
sewenang-wenang tidak mau menerima masukan dari orang yang di supervisi
meskipun usulan yang dikemukakan itu baik.
-Supervisi artistik, yaitu model
supervisi yang menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus
berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Ciri-ciri model
supervisi artistik diantaranya yaitu:
- Membutuhkan perhatian agar lebih banyak
mendengarkan dari pada berbicara.
- Membutuhkan tingkat pengetahuan yang
cukup.
- Mengutamakan sumbangan yang unik dari
guru-guru dalam rangka mengembangkan pendidikan bagi generasi muda.
- Menuntut untuk memberi perhatian lebih
banyak terhadap proses kehidupan kelas.
- Membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang
baik dalam cara mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang
dapat membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang
diungkapkan itu.
- Membutuhkan kemampuan untuk menafsirkan
makna dari peristiwa yang diungkapkan.
-Supervisi ilmiah, yaitu
supervisi yang dilaksanakan pengawas atau kepala sekolah untuk menilai kinerja
kepala sekolah atau guru dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh kepala
sekolah atau guru, kemudian dicari pemecahannya dilakukan dengan terencana,
kesinambungan, sistematis, menggunakan alat atau instrumen yang dibutuhkan
untuk memperoleh data yang diperlukan secara baik dan apa adanya (objektif).
Ciri ciri supervisi yang bersifat ilmiah, diantaranya yaitu:
- Dilaksanakan secara berencana dan
berkesinambungan atau berkelanjutan.
- Dilaksanakan dengan sistematis dan
menggunakan prosedur serta teknik tertentu.
- Dilaksanakan dengan menggunakan alat atau
instrumen pengumpulan data.
- Dilaksanakan dapat menjaring data yang apa
adanya (objektif).
-Supervisi klinis, yaitu
supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan dari guru yang disampaikan
kepada supervisor. Supervisi klinis ini berbentuk supervisi yang difokuskan
pada peningkatan pembelajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
perencanaan pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional.
5. Prinsip dalam Supervisi
Menurut Sahertian (2000), ada empat prinsip
dalam supervisi,diantaranya:
- Prinsip ilmiah, prinsip ilmiah mencakup
tiga unsur, yaitu: Sistematika (dilaksanakan secara teratur, berencana dan
kontinyu), Objektif (data yang didapat pada observasi yang nyata bukan
tafsiran pribadi) dan Menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi
informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar-mengajar.
- Prinsip demokratis, yaitu menjunjung
tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup
menerima pendapat orang lain.
- Prinsip kooperatif, meliputi seluruh staff dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
- Prinsip konstruktif dan kreatif, meliputi membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan potensi-potensinya.
6. Pendekatan dalam supervisi
Menurut Sahertian (2000), ada beberapa
pendekatan yang bisa digunakan dalam supervisi, yaitu:
-Pendekatan direktif (langsung), yaitu cara
pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan
arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.
Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis
behavioristis. Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari
refleks, yaitu respons terhadap rangsangan/stimulus.
-Pendekatan non-direktif
(tidak langsung), yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya
tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan
permasalahan, tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan oleh guru. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman
psikologis humanistik yang sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh
karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak
mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru.
-Pendekatan kolaboratif, yaitu cara
pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi
suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun guru
bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan
ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa
belajar adalah perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada
gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu.
________________________________________________________________________________________________________________________________________
Find me!!
Komentar
Posting Komentar